Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (The Largest Rainy Forest In Java Island)
Balai Taman Nasional Gn. Halimun Salak : Jl. Raya Cipanas - Kec. Kabandungan Sukabumi Telephone: +62-266-621256. Situs : http://www.tnhalimun.go.id Email : mail@tnhalimun.go.id
Balai Taman Nasional Gn. Halimun Salak : Jl. Raya Cipanas - Kec. Kabandungan Sukabumi Telephone: +62-266-621256. Situs : http://www.tnhalimun.go.id Email : mail@tnhalimun.go.id
Didirikan pada tahun 1992, Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah
hutan dataran rendah terbesar di Jawa yang masih tersisa sampai saat
ini, taman ini merupakan rumah bagi 23 spesies mamalia, setidaknya dua
di antaranya adalah endemik dan terancam punah (Siamang dan lutung
beruban). Di hutan seluas 113,000 hektar ini sementara terdapat lebih dari 500
spesies tumbuhan, yang tergolong ke dalam 266 generasi dan 93 suku dan
juga sarang bagi 200 spesies burung. Adat Kasepuhan dan masyarakat Sunda
lainnya masih tinggal di sekitar taman ini dan sangat bergantung pada
sumber daya alamnya. Kekayaan hayati kawasan taman nasional ini telah lama menarik
perhatian para peneliti, dalam dan luar negeri. Banyak catatan telah
dibuat, terutama setelah status kawasan ditingkatkan menjadi taman
nasional, dan banyak pula yang telah diterbitkan, khususnya semasa masih
bernama TN Gunung Halimun.
Kantor Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dapat
dijangkau dengan menggunakan kendaraan darat. Perjalanan dari Jakarta
menempuh kurang lebih waktu 3 jam dengan jarak 125 km melalui rute
perjalanan Jakarta-Bogor-Parungkuda-Kabandungan, sedangkan dari Bandung,
Balai TNGHS dapat ditempuh dalam kurang lebih 4 jam dengan jarak 152 km
melalui rute perjalanan Bandung-Sukabumi-Parungkuda-Kabandungan.
Apabila Anda ingin mencapai lokasi-lokasi di kawasan TNGHS, seperti
Cikaniki, Citalahab, hutan Koridor, Ciptagelar atau lokasi lainya, lebih
baik mempelajari dahulu peta jalur lokasi yang akan dituju karena jalan
masuk ke dalam kawasan umumnya masih jalan berbatu yang akan lebih baik
apabila menggunakan mobil jeep, sepeda motor atau mungkin harus
berjalan kaki. Sebelum memasuki Taman Nasional, Anda harus
terlebih dahulu melapor ke Kantor Balai Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS). Disana ketua tim atau siapa pun akan melapor akan
memasuki wilayah taman nasional dan membayar biaya masuk yang sudah
termasuk asuransi.
Di TNGHS terdapat beberapa potensi obyek
wisata alam, sejarah dan aktivitas budaya masyarakat lokal yang dapat
dikembangkan menjadi paket-paket kegiatan pariwisata khususnya kegiatan
ekowisata, seperti :
Air Terjun (Curug) Keindahan air terjun
merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati wisatawan, baik
domestik maupun mancanegara. Pada umumnya air terjun terbentuk karena
terjadinya patahan kulit bumi sehingga aliran air terpotong membentuk
loncatan air sesuai prinsip aliran air dari ketinggian ke tempat yang
lebih rendah. TNGHS mempunyai banyak air terjun, seperti
1. Curug Cimantaja dan Curug Cipamulan, terletak di desa Cikiray, kecamatan Cikidang dan kabupaten Sukabumi
2. Curug Piit (Curug Cihanjawar), Curug Walet dan Curug Cikudapaeh, terdapat di sekitar Perkebunan Teh Nirmala
3. Curug Citangkolo, terletak di desa Mekarjaya, kecamatan Kabandungan, kabupaten Sukabumi
4. Curug Ciberang dan Curug Cileungsing, terletak di sekitar kampung Leuwijamang
5. Curug Ciarnisah, terletak di sekitar kampung Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
4. Curug Ciberang dan Curug Cileungsing, terletak di sekitar kampung Leuwijamang
5. Curug Ciarnisah, terletak di sekitar kampung Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
Di Gunung Salak terdapat beberapa curug diantaranya Curug Cangkuang
(Cidahu); Curug Pilung (Girijaya); Curug Cibadak (Cijeruk); Curug Citiis
(Ciapus); Curug Nangka (Taman Sari); Curug Ciputri (Tenjolaya); Curug
Cihurang, Cirug Cigamea, Curug Ngumpet dan Curug Seribu (Pamijahan),
Curug Cibereum (Jayanegara).
Puncak Gunung TNGHS memiliki
beberapa puncak gunung dengan ketinggian antara 1.700 – 2.211 m dpl.
Secara resmi beberapa jalur pendakian ke puncak gunung di TNGHS belum
dibuka dan ditata secara khusus. Tetapi beberapa puncak gunung dan hutan
yang relatif masih lebat telah menarik didaki dan dikunjungi oleh
berbagai kelompok pecinta alam, dengan memenuhi syarat pendakian :
seperti membuat ijin pendakian, mempelajari peta jalur pendakian,
pendakian didampingi petugas / orang yang sudah mengetahui jalur
pendakian, mempersiapkan diri secara fisik dan perbekalan makanan yang
cukup.
Beberapa puncak gunung yang menarik didaki :
> Gunung Halimun Utara (1.929 m dpl.)
> Gunung Botol (1.720 m dpl.)
> Gunung Sanggabuana (1.919 m dpl.)
> Gunung Kendeng Selatan (1.680 m dpl.)
> Gunung Halimun Selatan (1758 m dpl.)
> Gunung Puncak Salak 1 (2211 m dpl.)
> Gunung Puncak Salak 2 (2190 m dpl.)
> Gunung Halimun Utara (1.929 m dpl.)
> Gunung Botol (1.720 m dpl.)
> Gunung Sanggabuana (1.919 m dpl.)
> Gunung Kendeng Selatan (1.680 m dpl.)
> Gunung Halimun Selatan (1758 m dpl.)
> Gunung Puncak Salak 1 (2211 m dpl.)
> Gunung Puncak Salak 2 (2190 m dpl.)
Di antara puncak-puncak yang umum dan menarik didaki di TNGHS adalah Puncak Gunung Salak 1 karena paling tinggi. Adapun jalur pendakian ke puncak Gunung Salak sudah diketahui dan dirintis oleh para pendaki gunung melalui beberapa jalur masuk. Saat ini untuk mendaki Puncak Gunung Salak 1, harus dapat memenuhi persyaratan pendakian gunung dan mengurus ijin pendakian di Kantor BTNGHS di Kabandungan, Sukabumi. Adapun jalur pendakian yang relatif aman dan umum digunakan adalah melalui jalur Javana Spa/Cangkuang, Cidahu –Simpang Kawah Ratu–Puncak Salak. Atau Pasir Reungit, Gunung Bunder–Kawah Ratu–Simpang Kawah/ Puncak Salak 1 – Puncak Salak 1 Bumi Perkemahan Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di TNGHS adalah berkemah di bumi perkemahan yang sudah tersedia sumber air dan kamar mandi. Lokasinya antara lain di Cangkuang, Sukamantri dan Gunung Bunder. Gunung Batu dan Cadas Belang Di dalam kawasan TNGHS juga terdapat lokasi-lokasi yang dipercayai mempunyai kekuatan spiritual, sehingga beberapa pengunjung datang untuk maksud berziarah.
Seperti di Gunung Batu terdiri dari dinding batu yang
terletak pada puncak bukit, sering digunakan untuk tempat penziarahan.
Lokasi ini terletak di desa Mekarjaya dapat dicapai dengan jalan kaki
sekitar 2 jam dari kampung Cigadog. Jembatan Tajuk (Canopy Trail) Jembatan gantung yang menghubungkan antara pepohonan sepanjang 100 m,
lebar 0,6 m dengan ketinggian 20–25 m dari atas tanah dilengkapi dengan
tangga naik. Jembatan ini terletak sekitar 200 m dari Stasiun Penelitian
Cikaniki. Digunakan sebagai pendukung kegiatan penelitian.